Freeport Ibarat ‘Duri’ Dalam Daging Orang Papua
Freeport Ibarat ‘Duri’ Dalam Daging Orang Papua
Persoalan PT Freeport Indonesia mulai dari dulu sampai sekarang masih belum teratasi secara sistematis. Padahal jika dihitung dan dilihat mereka telah meraup dan menguras harta Indonesia yang ada di Papua. Hingga saat ini masih menjadi pertanyaan ‘BESAR’ tentang kepedulian negeri ini terhadap rakyat Papua.

Berdiri sejak tahun 1966, PT Freeport telah menjadi ‘lumbung harta’ bagi beberapa kalangan yang memiliki kepentingan tertentu. Walaupun mereka mengaku telah memberikan yang terbaik bagi masyarakat Papua, padahal faktanya infrastruktur saja belum banyak yang memadai.

Menteri Koordinator Kemaritiman, Rizal Ramli, mengatakan bahwa belum lama ini beliau didatangi oleh tokoh masyarakat Papua yang dulu pernah bekerja di PT Freeport Indonesia. Rizal Ramli mengatakan bahwa PT Freeport Indonesia sangat tidak memperhatikan para pekerjanya maupun masyarakat sekitar area pertambangan tersebut dan penuh dengan sikap Diskriminatif.

Perlakuan diskriminatif ini terbukti pada saat warga Papua yang bekerja di Freeport hendak membelikan beras, gula dan kopi tetangganya. Sebagai pegawai Freeport (warga yang diminta tolong tadi) datang ke supermarket di dalam Freeport dan membeli barang. Setelah mendapatkan barang-barang yang harus dibeli, si pembeli (pegawai Freeport tersebut) langsung menuju kasir untuk melakukan proses pembayaran.
Pada saat mau membayar menggunakan mata uang Indonesia. Uang yang digunakan terlihat kotor. Sehingga kasirnya menyangka bahwa ‘ini pasti dari orang kampung nih’. Lalu kasirnya tak mau menerima uang tersebut. (Kompas.com)
Karena uangnya ditolak, si pembeli yang merupakan salah satu pegawai Freeport tersebut langsung marah hingga gula dan juga beras yang hendak dibeli tadipun akhirnya dilemparkan semua ke arah kasir. Gambaran cerita ini menurut Rizal, terdapat kasus diskriminatif yang terjadi di dalam tubuh PT Freeport Indonesia yang bagaikan sebuah ‘Duri’ di dalam tubuh tanah Papua tercinta.

Juru bicara Freeport, Riza Pratama, ketika dimintai keterangan terkait cerita Rizal diatas mengatakan bahwa dirinya belum pernah mendengar cerita tersebut. Bahkan menurut Riza, Freeport malah telah memberikan kesempatan kepada banyak putra Papua. Diakui terdapat 7 putra Papua yang menjabat sebagai Vice President di PTFI. (kompas.com)

Referensi: HarianPapua/[Kangean.Net]