Hutang 
Sejumlah negara-negara maju saat ini tengah dililit utang yang jumlahnya menggunung. Utang pemerintah Indonesia yang lebih dari Rp 2.000 triliun tidak ada apa-apanya. ihat saja pemerintah Amerika Serikat (AS), pada akhir 2012 lalu jumlah utang negara adikuasa ini mencapai US$ 17 triliun atau sekitar Rp 17.000 triliun. Dalam 5 tahun lagi bahkan bisa menyentuh US$ 23 triliun atau sekitar Rp 230.000 triliun.

Bagaimana bila dibandingkan dengan utang di negara maju lainnya?

Paling dekat dengan AS adalah pemerintah Jepang, yang saat ini jumlah utangnya mencapai US$ 11,5 triliun atau sekitar Rp 115.000 triliun. Utang ini besar sekali. AS dan Jepang tak sendirian, hampir semua negara-negara maju di dunia ini mempunyai utang lebih dari US$ 1 triliun. Data ini menurut International Monetary Fund (IMF) yang dilansir BBC, seperti dikutip, Jumat (18/10/2013).

Meski begitu, secara hitung-hitungan fiskal, utang bukanlah masalah bila pendapatan negara bisa membayarnya. Karena itu, seringkali negara melihat utangnya lewat perbandingan dengan pendapatan domestik bruto (PDB).

Bila dilihat secara perbandingan, yaitu utang dengan PDB, maka utang AS setara dengan jumlah PDB-nya saat ini atau 100%. Namun untuk Jepang, sudah melewati 200%. Selain Jepang, negara dengan persentase utang dibanding PDB yang di atas 100% adalah Italia. Meskipun jumlah nominal utangnya jauh di bawah AS dan Jepang.

Utang-utang ini diakumulasikan atau memiliki jangka jatuh tempo yang panjang. Namun jumlahnya terus meningkat tiap tahun, terutama pasca krisis 2008. Banyak negara yang harus mencari dana lewat utang untuk melakukan penyuntikan modal kepada perbankan yang tertimpa krisis, dan juga memberi stimulus kepada ekonominya. Sebagai contoh, di 2007 rasio utang Inggris terhadap PDB hanya 44%, namun tahun 201 lalu naik jadi 88%. Ini memperlihatkan betapa besar pengaruh krisis global di 2008 silam.

China dan India sebagai sebuah kekuatan ekonomi baru juga punya utang untuk membiayai perekonomian negaranya. Meski sejumlah negara berniat mengurangi utangnya, IMF menyatakan, rasio-rasio utang sejumlah negara akan naik. IMF mengestimasikan, hanya Australia dan China yang anggarannya akan surplus di 2018 dan tak perlu menambah utang lagi.

Sumber: detik.finance.com [Kangean.Info]