![]() |
Listrik di Kepulauan Kangean |
Menurut Hanafi alasan pemerintah dengan menyebut kehabisan solar saat
mendapat protes dari warga, hanyalah alibi yang dibuat-buat karena hal
tersebut sudah terjadi sejak lama dan tanpa solusi.
"Masyarakat Kepulauan Kangean sudah akrab dengan kondisi ini. Sebagai wakil rakyat dari Dapil VII, saya mendesak dinas terkait menyiapkan solusinya," desaknya.
Politisi Partai Demokrat tersebut menjelaskan bahwa Kepulauan Kangean
terdiri dari puluhan desa tidak bisa leluasa memanfaatkan keberadaan
sumber energi tersebut. Di sana, aliran listrik hanya tersambung dari
pukul 17.00 hingga 06.00 keesokan harinya.
Dari 40 desa di Kepulauan Kangean yang terdiri dari 19 desa di
Kecamatan Arjasa, 9 desa di Kecamatan Kangayan, dan 12 desa di Kecamatan
Sapeken, semuanya masih belum bisa menikmati listrik selama 24 jam.
"Listrik di Kecamatan Sapeken masih lumayan karena ada dampak dari perusahaan migas di Pagerungan. Di sana listrik menyala 24 jam meski tidak normal. Tapi untuk Kangayan dan Arjasa tidak ada PLTD," kata Hanafi.
"Di sana (Kecamatan Kangayan dan Arjasa, red) masih mengandalkan
mesin diesel yang diupayakan masyarakat setempat. Janji pemkab untuk
listrik menyala 24 jam belum terealisasi," tandas Hanafi. (aan/rr)
Sumber: Korankabar.com/[Kangean.Info]