Program Cetak Sawah Baru Belum Berhasil di Kangean
Illustrasi Sawah Kering Kangean
Di tengah menyusutnya hasil pertanian Sumenep selama beberapa tahun terakhir, sampai saat ini belum ada kebijakan untuk melakukan cetak sawah baru di bumi sumekar.

Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (Dispertan) Sumenep Bambang Heriyanto mengatakan program untuk membuka lahan pertanian baru sulit dilakukan karena ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi.

”Untuk mencetak sawah baru, harus mencari lahan tidur yang tidak pernah digarap selama lima tahun. Berdasar survei yang telah dilakukan, tidak ada lahan tidur yang bisa dijadikan lahan pertanian baru di daratan,” katanya.

”Satu-satunya lahan yang bisa dijadikan sawah baru seperti di Desa Nambakor, Kecamatan Saronggi, tidak bisa ditanami padi karena wilayah tersebut merupakan rawa,” sambung Bambang.

Ia mengaku program cetak sawah baru pernah dilakukan di Kepulauan Kangean, tepatnya di Kecamatan Kangayan dan Kecamatan Arjasa, pada tahun 2013 lalu.

Cetak sawah di daerah tersebut dilakukan di atas lahan tadah hujan seluas 300 hektare. Namun sampai saat ini lahan sawah baru tersebut tidak dimanfaatkan sepenuhnya oleh masyarakat setempat sehingga fungsinya tidak maksimal.

”Warga masih mengolah lahan tersebut dengan cara tradisional. Lahan baru itu hanya bisa menghasilkan padi sekitar 4 ton per hektare setiap kali panen dari idealnya 7-8 ton per hektare,” terangnya. (aan/rr)

Sumber: KoranKabar.com / [Kangean.Info]