Berawal dari teman saya yang asli Madura, tepatnya di kota Sumenep, kota paling ujung di Madura ini cukup memiliki banyak kuliner khas. Saya pernah kesana sekali, perjalanannya ± 7jam menggunakan bus, cukup lama dan melelahkan sih tapi setelahnya sampai, saya disuguhi pemandangan bulan dan bintang yang cukup jelas (indah) bila dibanding dengan yang ada di Surabaya. Disana saya tinggal dirumah teman saya yang asli Madura, ibunya yang kalau saya bilang jago masak selalu memberi menu ikan laut buat kami (aku dan temanku satu lagi), dan karena itu selain pemandangannya, masakan ibu teman saya menjadi alasan kenapa saya betah di Sumenep.

Disana saya mengunjungi pantai (hmm saya lupa nama pantainya hehe) cukup indah dan terlebih pantainya tidak dipenuhi orang seperti pantai yang ada di Surabaya. Waktu itu saya mendengar cerita kalo adik angkatan di tempat saya kuliah juga ada yang asli Sumenep tapi tinggal di pulau, excited dong..tanya-tanya lah saya tentang pulau si adek tersebut, dan dari situ saya mendengar “pulau kangean”

Pulau Kangean adalah pulau bagian paling timur dari pulau Madura, tapi pulau ini masih termasuk dalam kabupaten Sumenep, teman saya ngasih tahu kalo transportasi untuk kesana menggunakan kapal, dengan jarak tempuh 4 jam menggunakan kapal ekspres. But anyway yang unik dari pulau Kangean adalah kulinernya. Disana ada makanan khas yang disebut “kamboya”. Jujur saya belum pernah merasakannya sih baru sebatas lihat di google, dari gambarnya makanan ini mirip dengan lontong, rupa dan bentuknya hampir sama tapi yang menjadi pembeda adalah kebutuhan dan isinya.

Kamboya merupakan makanan tradisional yang paling eksis di Pulau Kangean. Boleh dibilang Kamboya menjadi makanan wajib, apalagi bagi mereka yang tinggal di Desa Kalisangka, Kecamatan Arjasa, Kangean, Sumenep, Madura. Kangean adalah sejenis makanan pokok yang terbuat dari ketan dan santan, hampir mirip juga dengan “lepet” tapi bukan karena kamboya dibuat tanpa parutan kelapa, selain itu kamboya juga dijadikan makanan pengganti nasi (lagi-lagi seperti lontong tapi bukan..!). teman saya bercerita kalau kamboya ini paling enak dimakan dengan masakan ikan apalagi ikan laut, ternyata komboya selain menjadi primadona di pulau Kangean juga menjadi primadona kuliner di Sumenep, buktinya teman saya rekomen makanan tersebut.

Kamboya ini dijual dengan harga Rp. 2000,- isi 5biji, cukup terjangkau kan!, adapun cara pembuatan dari kamboya ini, sebagai berikut:


Bahan dan Pelengkap

  • Beras ketan
  • santan
  • Tali rafia
  • Daun pisang
  • Garam

Cara membuat Kamboya

  • Daun pisang dijemur hingga layu
  • Potong daun pisang dengan bentuk persegi panjang dengn ukuran panjang = 2 sapai 3 cm, lebar = 5 sampa 5 cm ( untuk membungkus ketan )
  • Sisakan daun untuk pembugkus luar Kamboya
  • Santan yang sudah tersedia beri sedikit garam (sesuai selera)
  • Masak ketan hingga setengah matang
  • Tuangkan santan dan aduk ketan hingga santan tercampur merata
  • Angkat masakan ketan
  • Ambil daun pisang persegi panjang, taruh masakan ketan ke dalam daun tersebut, bungkus hingga menyerupai ibu jari. Buatlah bentuk yang serupa hingga masakan ketan tidak tersisa
  • Dari bungkusan tadi, ambil beberapa biji (6 sampai 8 biji) taruh pada daun pisang secara berjejer 2×3 atau 2×4) dan lipatlah daun pisang hingga semua bagian tertutupi
  • Ikat lipatan dengan tali rafia hingga tidak dimungkinkan air masuk. Kamboya mentah telah selasai dibuat
  • Masak Kamboya mentah hingga matang (air untuk memasak melebihi volume kanboya yang ada di panci)
  • Angkat Kamboya dan dinginkan
  • Kamboya siap dihidangkan
Eeits…tunggu, gak lengkap dong kalau tidak mengetahui kandungan gizi dan manfaat lainnya dari Kamboya. Kamboya ini memiliki karbohidrat yang cukup untuk menyimpan energi, karbohidrat didapat dari ketan dan santan yang digunakan, dari ketan per 100gr nya memiliki ±300kkal energi, belum lagi kandungan gizi lain yang mendukung seperti protein, potassium, kalsium, magnesium, yang merupakan kelompok gizi makro. Selain itu dengan mengkonsumsi Kamboya setindaknya kita tidak perlu mengkhawatirkan harga beras yang naik dipasaran karena kamboya bisa dijadikan pengganti nasi untuk menyantap masakan yang bergizi tentunya.

Sumber: http://lilabimanyu.blogspot.com/2013/05/kamboya-cong.html